Rabu, 15 Desember 2010

Agama Adalah Candu

Agama adalah candu. Ia menjanjikan jalan pintas dari persoalan yang tak terpecahkan :

“Berdoalah dan serahkan segalanya kepada Tuhan.” Itu adalah sebuah jurus pamungkas dari solusi persoalan yang tidak mampu kita selesaikan. Orang-orang yang putus asa dan para pemalas sangat menyukai konsep itu.


Agama melemahkan daya juang. Ia membiarkan kita tergantung pada sosok sang Tuhan yang akan menjadi jawaban dari semua masalah-masalah kehidupan yang pelik.

Agama melemahkan mental dan akal kita. Ia telah menyediakan jutaan hikayat keteladanan hidup para nabi untuk kita contoh tanpa kita mesti bersusah payah lagi mencari kebenaran hidup kita sendiri.


Agama mematikan sejuta kemungkinan mencapai jalan kebijakan. Ia telah mengharuskan kita menjalani cara yang telah ditentukan oleh isi kitabnya. Kita di tuduh sesat bila kita menolaknya. Agama adalah citra keangkuhan. Membuat penghakiman terhadap orang-orang yang tidak mau mempercayainya.


Agama adalah candu buat para pemalas dan orang-orang putus asa. Ia menyediakan sekian banyak kemudahan dalam menjalani hidup dan menjanjikan begitu banyak kenikmatan surga. Ia membiasakan kita pada konsep dosa dan pahala. Menjadikan kita pamrih atas setiap perbuatan baik kita.


Agama adalah candu. Membuat kita mabuk dan mencuri kesadaran kita. Lalu mengarahkan kita pada kepentingan-kepentingan para penguasa.


Agama adalah candu yang meracuni hati nurani kita dan menjauhkan jarak kita dari sosok Tuhan yang sesungguhnya. Tuhan yang tak menuntut apa-apa. Tuhan yang maha tersenyum pada setiap tindak dan perilaku kita.


Agama adalah candu yang membunuh kita perlahan namun pasti. Yang akan membuat kita mati dalam sesatnya pemahaman tentang hidup.


Agama menciptakan Tuhan yang berpihak.


Agama menyembunyikan rahasia terbesar Tuhan,

Bahwa sesungguhnya Tuhan tak beragama.
 


Sangat tepat kata Karl Marx bahwa
 “Agama adalah keluh kesah makhluk yang tertindas, hati nurani dari dunia yang tidak berhati, tepat sebagaimana ia adalah jiwa dari keadaan yang tidak berjiwa. Ia adalah candu rakyat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar