Jumat, 31 Desember 2010

4 Bekal Dasar Bermain Sepakbola

Seperti kebanyakan olahraga tim pada umumnya, kerjasama (teamwork) menjadi sesuatu yang wajib dalam bermain sepakbola. Teamwork inilah yang menghasilkan sebuah penampilan yang menawan jika dipadu dengan keunggulan fisik, skill mumpuni dan strategi jitu. Berikut uraiannya.
 
Keunggulan fisik

Meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed). Ketahanan berarti kita kuat bermain selama waktu yang cukup panjang tanpa tersengal-sengal alias kehabisan nafas (ketahanan aerobik) ataupun ngilu-ngilu (ketahanan otot). Kekuatan berarti otot-otot tubuh kita cukup kuat untuk menendang dengan keras, melempar bola cukup jauh, melakukan body charge dengan kuat, dan sebagainya. Adapun kecepatan bermakna kita bisa berlari dengan cepat (sprint) baik ketika membawa bola ataupun ketika tidak membawa bola.

Ketrampilan (Skill)

Yang disebut dengan skill disini terutama adalah fundamen (teknik-teknik dasar) sepakbola, yang meliputi mengumpan dan menerima (passing and receiving), menembak (shooting), mengontrol bola dengan berbagai anggota badan, melindungi bola, dan menggiring (dribbling).

Kerjasama (Teamwork)
Sebuah tim akan bermain dengan baik jika semua pemain saling bekerjasama dengan jalinan komunikasi yang baik. Tidak ada yang egois. Semuanya bermain untuk tim.

Taktik dan Strategi
Jika dua tim sama-sama memiliki materi pemain yang kuat fisiknya, terampil mengolah bola, dan bisa bekerjasama, maka faktor strategi dan taktik akan menentukan tim mana yang akan menang. Tim yang bermain dengan strategi dan taktik yang lebih cerdas pastilah yang akan menang.

Selain keempat bekal di atas, yang tidak boleh ketinggalan adalah mental yang positif. Semua pemain harus memiliki kepercayaan diri, optimisme dan semangat.

Kamis, 30 Desember 2010

Lovely December In Toraja, Pesta Kembang Api Terbesar Se-ASEAN Bakal Digelar

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) akan terus mengupayakan acara 'Lovely December in Toraja' semakin diminati. Rencananya, tahun depan akan dibuat pesta kembang api.

"Tahun depan kita akan membuat pesta kembang api, kalau perlu pesta
kembang api yang terbesar di Asia Tenggara," kata Gubernur Sulsel,
Syahrul Yasin Limpo di Makale, kabupaten Toraja, Senin (27/12/2010) malam.

Menurut Syahrul, ia akan terus mengupayakan agar wisatawan terus
berdatangan ke Toraja, meskipun harus mengeluarkan biaya yang tak
sedikit.

Adapun anggaran yang akan dialokasikan untuk pesta kembang api, yang
nantinya akan dibakar setiap malam, mulai malam natal hingga
pergantian tahun akan diusahakan urunan dari pengusaha asal Toraja.

"Kita kan ingin membuat Toraja kembali didatangi wisatawan, apa yang
sudah diberikan pendahulu kita, tidak boleh hilang begitu saja, tetapi
potensi wisata ini harus dihidupkan lagi," ungkap Syahrul.

Lovely December in Toraja, merupakan agenda tahunan yang digelar di
kabupaten Toraja dan Toraja Utara secara bergantian. Berbagai pesta
adat dan ajang olahraga seperti diving, hikking, lintas alam dan
rafling berlangsung di bulan ini.

Negara malaysia menipu Indonesia lagi

Kemenangan kesebelasan Malaysia menjuarai Piala AFF 2010, langsung diperingati dengan libur nasional di negeri jiran itu.Dengan itu bertolak belakang dengan ucapan menteri pemuda dan olahraga Malaysia yang mengatakan bahwa sepakbola adalah bukan olahraga ygang favorit di Malaysia.
Keberhasilan untuk pertama kalinya itu disambut antusias publik Malaysia setelah menunggu selama 14 tahun sejak Piala AFF (dulu Piala Tiger) digelar sejak 1996.
"Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak mengisytiharkan Jumat ini, 31 Desember 2010, sebagai cuti umum untuk merayakan kemenangan pasukan bola sepak Malaysia menewasakan Indonesia pada perlawanan akhir Piala Suzuki-AFF 2010," demikian seperti dilansir Bernama Kamis (30/12/2010).
Malaysia berhasil merebut tropi AFF untuk pertama kalinya sejak perebutan supremasi sepek bola se-ASEAN ini digelar. Kini Malaysia berhasil bergabung bersama dengan negara-negar yang telah menjadi kampiun seperti Singapura (3 kali), Thailand (3 kali), dan Vietnam (1 kali).
Indonesia sendiri pernah menjajal 4 kali partai final, namun hanya mentok sampai posisi runer up.

Surat untuk firman dan juga buat seluruh rakyat indonesia supaya bangsa ini tidak memble

Seorang sastrawan mengirim surat terbuka kepada kapten tim nasional Indonesia, yakni Firman Utina. Surat yang diunggah melalui blog pribadinya itu berjudul "Surat untuk Firman".

Dalam suratnya, Ito memberi apresiasi terhadap puluhan ribu suporter yang antre tiket agar dapat menonton aksi Firman Utina dkk. Di balik keluh keringat para suporter, Ito menyoroti segelintir elit politik yang menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat.

Ito berharap, Firman melalui tendangan kakinya dapat menjadi simbol dari kehidupan masa depan anak-anak muda di Indonesia. "Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik," tulisnya.

Sekadar diketahui, E S Ito lahir pada 1981, di Magek, Kabupaten agam, Sumatera Barat. Nama E.S. Ito merupakan gabungan dari singkatan nama asli dan nama panggilannya. E.S. adalah singkatan Eddri Sumitra, sedangkan Ito adalah panggilan masa kecilnya.

Alumni SMA Taruna Nusantara Magelang dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini telah menerbitkan dua novel. Novel pertamanya "Negara Kelima" terbit tahun 2005. Dua tahun kemudian dia menulis novel keduanya yang cukup terkenal yakni "Rahasia Meede".

Berikut isi lengkap dari surat ES Ito:

Surat untuk Firman

Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?

Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.

Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.

Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang. Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.

Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!Amin.Merdeka....merdeka

Minggu, 26 Desember 2010

Jelang first leg final aff cup antara indonesia vs malaysia ada cerita unik mengenai suporter indonesia dan suporter malaysia

JAKARTA – Tensi panas saat laga Indonesia kontra Malaysia di ajang penyisihan Grup A AFF Cup 2010 tadi malam sangat terasa. Beberapa kali para penonton meneriakan cemoohan terhadap pemain Malaysia.

Malam tadi, Stadion Gelora Bung Karno mungkin seperti neraka bagi pemain dan pendukung Harimau Malaya. Insiden terjadi saat laga baru berjalan, sekira belasan suporter Malaysia di sektor 22 harus diungsikan petugas ke parit Stadion lantaran sempat dilempari botol plastik dari atas tribun.

Reaksi sebagian kecil penonton itu terjadi karena para pendukung Malaysia dengan percaya diri mengibarkan bendera kebangsaan mereka. Meski begitu, sebenarnya aksi pelemparan tersebut tidak mendapat simpatik dari sebagian besar penonton. Buktinya, secara serempak para penonton di sektor lain mencemooh oknum yang melakukan pelemparan dengan meneriakan “kampungan, kampungan”.

Aksi negatif supporter Indonesia terhadap Malaysia juga sempat dialami sejumlah perwakilan Football Association Malaysia (FA) dan rombongan keluarga mereka selepas pertandingan di area jogging trek depan pintu VVIP.

Beruntung insiden tidak berlanjut karena petugas keamanan yang di lokasi langsung meminta para suporter menghentikan sorakan mereka. Sementara rombongan yang berjumlah sekira 10 orang itu menepi ke area lobi parkir VVIP.

Ada yang begitu sentimen terhadap perwakilan Malaysia yang berseragam FA, kuning hitam itu, namun ada juga rombongan suporter yang justru bersikap bersahabat.

Saat mereka menunggu kendaraan untuk pulang, belasan remaja belia menghampiri rombongan itu, dan mengajak berbincang-bincang. Keakraban pun segera terjalin dengan rombongan yang sebenarnya tengah kebingungan untuk kembali ke penginapan, karena alasan keamanan.

Selain berbincang-bincang para remaja usia SMU itu juga meminta berfoto bersama. Tapi ternyata mereka juga menyimpan hasrat lain.Berkenalan dengan seorang gadis berambut panjang dan mengenakan kaus kuning di dalam rombongan dari negeri Jiran itu. Cheese, klik, klik.

Aksi ‘simpatik’ ternyata tidak sampai di situ. Saat rombongan perwakilan FA dan keluarga hendak menaiki kendaraan bus milik polisi untuk ke penginapan, seorang dari mereka berusaha mengejar si gadis, untuk meminta nomor telepon. Aksi nekat itu pun disambut gelak-tawa rekan-rekannya.

“Dapat nomor telepon bang,” kata salah seorang dari mereka kepada Okezone, berbunga-bunga, sambil menunjuk rekannya yang memegang kertas kecil yang mungkin berisi nomor telepon atau akun Facebook.

Bus lalu mulai bergerak perlahahan, diiringi lambaian tangan dari dalam bus. Tentu saja para suporter ABG itu membalasnya dengan suka cita.” Dadah, dadah.” “ Ah itu sih tangan ibunya kali,” celetuk salah seorang.”Ha,ha,ha.” Malam yang indah. Tim kesayangan menang telak 5-1, dapat kenalan cantik pula.

Yang kasihan justru dua orang supir taksi yang tak lama datang mencari rombongan FA tadi yang sudah meluncur entah ke mana. Kali ini raut kecewa yang terlihat.

“Sudah pergi pak pakai mobil Polisi, soalnya tadi sempat diteriakin sama suporter, kasihan mereka takut,” ujar seorang pria yang sepertinya sempat dimintai mencarikan taksi menjelaskan.

Supir taksi jelas kecewa. Ucapan pria itu tidak dibalas sepatah kata pun oleh supir taksi. Ah Malaysia, di tengah kebencian dan kekecewaan, ternyata masih bisa juga membawa cinta.

Rabu, 15 Desember 2010

Agama Adalah Candu

Agama adalah candu. Ia menjanjikan jalan pintas dari persoalan yang tak terpecahkan :

“Berdoalah dan serahkan segalanya kepada Tuhan.” Itu adalah sebuah jurus pamungkas dari solusi persoalan yang tidak mampu kita selesaikan. Orang-orang yang putus asa dan para pemalas sangat menyukai konsep itu.


Agama melemahkan daya juang. Ia membiarkan kita tergantung pada sosok sang Tuhan yang akan menjadi jawaban dari semua masalah-masalah kehidupan yang pelik.

Agama melemahkan mental dan akal kita. Ia telah menyediakan jutaan hikayat keteladanan hidup para nabi untuk kita contoh tanpa kita mesti bersusah payah lagi mencari kebenaran hidup kita sendiri.


Agama mematikan sejuta kemungkinan mencapai jalan kebijakan. Ia telah mengharuskan kita menjalani cara yang telah ditentukan oleh isi kitabnya. Kita di tuduh sesat bila kita menolaknya. Agama adalah citra keangkuhan. Membuat penghakiman terhadap orang-orang yang tidak mau mempercayainya.


Agama adalah candu buat para pemalas dan orang-orang putus asa. Ia menyediakan sekian banyak kemudahan dalam menjalani hidup dan menjanjikan begitu banyak kenikmatan surga. Ia membiasakan kita pada konsep dosa dan pahala. Menjadikan kita pamrih atas setiap perbuatan baik kita.


Agama adalah candu. Membuat kita mabuk dan mencuri kesadaran kita. Lalu mengarahkan kita pada kepentingan-kepentingan para penguasa.


Agama adalah candu yang meracuni hati nurani kita dan menjauhkan jarak kita dari sosok Tuhan yang sesungguhnya. Tuhan yang tak menuntut apa-apa. Tuhan yang maha tersenyum pada setiap tindak dan perilaku kita.


Agama adalah candu yang membunuh kita perlahan namun pasti. Yang akan membuat kita mati dalam sesatnya pemahaman tentang hidup.


Agama menciptakan Tuhan yang berpihak.


Agama menyembunyikan rahasia terbesar Tuhan,

Bahwa sesungguhnya Tuhan tak beragama.
 


Sangat tepat kata Karl Marx bahwa
 “Agama adalah keluh kesah makhluk yang tertindas, hati nurani dari dunia yang tidak berhati, tepat sebagaimana ia adalah jiwa dari keadaan yang tidak berjiwa. Ia adalah candu rakyat.”